ADAT KEBUDAYAAN BALI
Masyarakat
Bali terdiri dari masyarakat yang beraga Hindu namun semua itu tidak
berpengaruh terhadap masyarakat lain yang tinggal di Bali namun tidak memeluk
agama Hindu. Berikut beberapa upacara yang biasa di lakukan oleh masyarakat
bali:
Pernikahan
Untuk acara pernikahan ada beberapa upacara adat
yang harus dilewati diantaranya :
1.
Upacara ngekeb
Acara ini bertujuan untuk mempersiapkan calon
pengantin wanita dari kehidupan remaja menjadi seorang istri dan ibu rumah
tangga memohon doa restu kepada Tuhan Yang Maha Esa agar bersedia menurunkan
kebahagiaan kepada pasangan ini serta nantinya mereka diberikan anugerah berupa
keturunan yang baik
2.
Mungkah Lawang (Buka Pintu)
Adat ini adalah adat mengetuk pintu pengantin wanita
sebanyak tiga kali, sebagai bentuk bahwa pengantin pria telah datang untuk
menjemput pengantin wanita dan memohon agar segera dibukakan pintu
3.
Madengen dengan
Upacara ini bertujuan untuk membersihkan diri atau
mensucikan kedua pengantin dari energi negatif dalam diri keduanya. Upacara
dipimpin oleh seorang pemangku adat atau Balian
4.
Mewidhi Widana
Acara ini merupakan acara penyempurnaan pernikahan
adat bali untuk meningkatkan pembersihan diri pengantin yang telah dilakukan
pada acara sebelumnya. Lalu keduanya menuju merajan yaitu tempat pemujaan untuk
berdoa mohon izin dan restu Yang Kuasa.
5.
Mejauman Ngabe Tipat Bantal
Setelah beberapa hari menikah, baru upacara ini
dilaksanakan. Acara ini dilakukan untuk memohon pamit kepada kedua orang tua
serta sanak keluarga pengantin wanita, terutama kepada para leluhur, bahwa
mulai saat itu pengantin wanita telah sah menjadi bagian dalam keluarga besar
suaminya
Upacara
Potong gigi
Upacara potong gigi ini wajib dilakukan oleh
laki-laki dan wanita yang beranjak dewasa yang di tandai datangnya menstruasi
untuk wanita dan membesarnya suara untuk laki-laki. Potong gigi bukan berarti
gigi dipotong hingga habis, melainkan hanya merapikan atau mengikir enam gigi
pada rahang atas, yaitu empat gigi seri dan dua taring kiri dan kanan yang
dipercaya untuk menghilangkan enam sifat buruk yang melekat pada diri
seseorang, yaitu kama (hawa nafsu), loba (tamak), krodha (amarah), mada
(mabuk), moha (bingung), dan matsarya (iri hati atau dengki).
Upacara
Kematian
Masyarakat Bali selalu mengadakan upacara kematian
di saat ada seseorang atau kerabat yang meninggal dunia. Upacara kematian ini
dikenal dengan nama upacara ngaben. Upacara ini yaitu upacara pembakaran bagi
orang yang sudah meninggal. Pada intinya upacara ini untuk mengembalikan roh
leluhur (orang yang sudah meninggal) ke tempat asalnya. Seorang Pedanda
mengatakan manusia memiliki Bayu, Sabda, Idep, dan setelah meninggal Bayu,
Sabda, Idep itu dikembalikan ke Brahma, Wisnu, Siwa selaku Dewa yang dipercaya
oleh masyarakat atau umat hindu khususnya masyarakat hindu Bali.
0 komentar:
Posting Komentar